Suara Genz - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kementerian Kominfo) bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) telah menyelenggarakan seminar daring dengan tema Literasi Digital: “Mengatasi Kecanduan Judi Online di Kalangan Mahasiswa”. Seminar ini diselenggarakan pada hari Sabtu, 9 Maret 2024 melalui platform Zoom meeting. Terdapat empat narasumber yang mumpuni di bidangnya sebagai pembicara, yaitu Bapak Dr. H. Abdul Kharis Almasyhari yang merupakan seorang Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Bapak Semuel Abrijani Pangerapan, B.Sc., sebagai Dirjen Aplikasi Informatika (APTIKA) Kementerian Kominfo RI, Ghazy Alaudin Muhammad (Santri Talents Mapping), serta Agung Lucky Pradita (Presiden BEM UNS 2024).
Seminar ini merupakan dukungan Kemenkominfo terhadap Program Literasi Digital yang melibatkan berbagai elemen masyarakat. Seminar Ngobrol Bareng Legislator memiliki beberapa tujuan, di antaranya yaitu untuk mendorong masyarakat supaya mengoptimalkan pemanfaatan internet sebagai sarana edukasi; memberdayakan masyarakat agar dapat memilah dan memilih informasi yang dibutuhkan dan bermanfaat; memberikan informasi yang lengkap kepada masyarakat terkait pembangunan Infrastruktur TIK yang dilakukan oleh pemerintah, khususnya oleh APTIKA; mendorong dan memotivasi peran orang tua dalam pendampingan pembelajaran di masa pandemi; serta mewujudkan jaringan informasi serta media komunikasi dua arah antara masyarakat dengan masyarakat maupun dengan pihak lainnya. Seminar ini terdiri dari beberapa sesi, yaitu sesi pembukaan, pemaparan materi, sesi tanya jawab, dan sesi penutup.
Seminar dimulai pada pukul 13.00 WIB yang diawali oleh hiburan band pada 15 menit sebelumnya. Kemudian, ditampilkan pula video-video yang berkaitan dengan literasi digital. Seminar dibuka oleh seorang Master of Ceremony (MC) dengan menyapa para narasumber yang akan memberi paparan materi kepada seluruh peserta. Saat memasuki sesi pemaparan materi, MC menyerahkan acara kepada moderator untuk memandu sesi paparan dan sesi diskusi. Sesi pemaparan materi diawali oleh Bapak Dr. H. Abdul Kharis Almasyhari.
Pak Kharis menyampaikan bahwa yang namanya kecanduan judi online pasti bermula dari mencoba, ikut, masuk dalam situs judi online. Saat mencoba, ada faktor yang memengaruhi, salah satunya teman atau memang bisa jadi ada upaya mencari. Faktor ketiga adanya pengaruh dari seseorang yang mengirim email atau muncul di timeline media sosial kita. Pak Kharis menambahkan bahwa setelah kecanduan, pecandu judi online biasanya sangat sulit berhenti. Saat seperti ini lah mereka yang kecanduan sudah tidak menggunakan nalar dan logika, bahkan bisa melakukan hal-hal di luar nalar. Oleh karna itu, Pak Kharis berpesan kepada kita untuk jangan pernah mencoba judi online. “Judi online maupun tidak online adalah haram, oleh karena itu harus dijauhi, tidak perlu dicoba.”, pesan Pak Kharis sebagai penutup sesi pengantar materinya.
Seminar dilanjutkan dengan sambutan oleh Bapak Semuel Abrijani Pangerapan, B.Sc., yang menjabat sebagai Dirjen Aplikasi dan Informatika (APTIKA) Kementerian Kominfo RI melalui tampilan video. Dalam video tersebut, beliau yang akrab dipanggil Bapak Semmy menjelaskan bahwa memasuki tahun 2024, perwujudan Indonesia Digital Nation tetap menjadi salah satu prioritas utama guna mewujudkan Indonesia yang makin digital dan maju. Kemenkominfo melalui Dirjen APTIKA terus berkomitmen dalam menyelenggarakan berbagai inisiatif dan program peningkatan literasi digital, guna mendukung upaya transformasi digital yang inklusif, memberdayakan, serta berkelanjutan. Beliau menyampaikan bahwa upaya transformasi digital ini perlu terus dilakukan untuk mendorong kemajuan perekonomian bangsa dan membuka berbagai peluang bagi masyarakat Indonesia, mengingat perkembangan teknologi digital saat ini telah mengubah cara kita bekerja, berusaha, dan menjalani kehidupan sehari-hari. “Atas dasar itulah yang mendorong kami untuk melakukan peningkatan kesadaran, pengetahuan, dan kecakapan digital yang ditujukan pada tiga sektor, yaitu masyarakat umum, pemerintahan, dan pendidikan, melalui berbagai program literasi digital.”, tambah Pak Semmy dalam sambutannya.
Pemaparan materi selanjutnya disampaikan oleh Ghazy Alaudin Muhammad. Pada awal sesi pemaparan materinya, beliau menyampaikan bahwa judi online telah banyak memberikan pengaruh buruk kepada masyarakat, terkhusus pada aspek ekonomi. Beliau juga menyebutkan beberapa faktor yang memungkinkan banyaknya
pengguna judi online, seperti kemudahan akses, bentuk game yang menyenangkan, serta adanya marketing yang masif.
Salah satu cara untuk mengurangi pengguna judi online yaitu dengan adanya gerakan masif kolaboratif, seperti dari pihak Kemenkominfo, influencer, hingga pihak universitas. Sebagai mahasiswa, beliau menjelaskan hal yang bisa dilakukan, seperti meningkatkan awareness dengan menjaga circle dan lingkungan pertemanan supaya tidak terjerumus judi online. Selain itu, perlu juga bagi kita untuk pandai dalam literasi digital, mencakup kemampuan digital, etika digital, keamanan digital, dan kebudayaan digital. “Saya yakin, saat kita sudah menguasai empat pilar ini, kita bisa menghindari bahaya dari judi online.”, ucap beliau sebagai penutup sesi pemaparan materinya.
Agung Lucky Pradita menjadi pemateri terakhir yang memaparkan materinya. Beliau menyebutkan definisi perjudian, yaitu pertaruhan dengan sengaja yaitu mempertaruhkan satu nilai atau sesuatu yang dianggap bernilai dengan menyadari adanya risiko dan harapan-harapan tertentu pada peristiwa permainan, pertandingan, perlombaan, dan kejadian-kejadian yang tidak atau belum pasti hasilnya.
Beliau juga menyebutkan beberapa cara yang dapat dilakukan untuk keluar dari jebakan judi online, seperti sadar akan masalah yang ada, cari pemicunya, batasi akses ke situs judi online, mulai beraktivitas positif, cari dukungan sosial, hingga konsultasi dengan pihak professional. “Judi online dapat diberantas dengan tindakan preventif, seperti melakukan pencerdasan ke teman sebaya. Selain itu, perlu diperkuatnya kerja sama lintas Lembaga serta pelibatan masyarakat, dengan sosialisasi melalui promosi aktif anti judi online”, pesan beliau kepada para peserta sebagai penutup.
Setelah paparan materi dari keempat narasumber, moderator membuka sesi tanya jawab. Para peserta sangat antusias dalam memberikan pertanyaan. Dari 150 peserta, terdapat dua pertanyaan yang terpilih. Sesi diskusi melalui tanya jawab berjalan interaktif antara narasumber dan peserta. Setelah selesai sesi diskusi, moderator mengembalikan acara kepada MC. Acara ditutup secara resmi oleh MC pada puku 15.00 WIB. Seminar ini diharapkan dapat menjadi sarana penambahan literasi digital bagi masyarakat sebagai dukungan kepada pemerintah mewujudkan transformasi digital Indonesia.
Editor : Qurrota A'yun