Suara Genz - Di era digital seperti sekarang ini, banyak individu yang tampil percaya diri memamerkan pencapaiannya saat ini. Seperti public figure yang kerap membagikan keseharian mereka melalui media sosial. Sebagai pengguna media sosial, terkadang tidak semua individu dapat menerima dengan lapang dada setiap pencapaian yang diraih oleh individu lainnya.
Tidak jarang akan timbul keinginan untuk berada pada posisi individu lain yang dianggap lebih mujur nasibnya. Bahkan, individu yang sangat terobsesi bisa mengalami kecemasan berlebih yang mengakibatkan gangguan mental.
Gejala yang kerap dialami oleh individu yang terganggu kesehatan mentalnya kadang mirip sakit fisik pada umumnya, salah satu contohnya seperti pusing merasa sakit flu tapi tidak kunjung sembuh walaupun telah minum obat, bahkan telah pergi ke dokter. Uniknya lagi, ketika teringat dengan kesuksesan individu yang dikagumi sakit kepalanya lebih menjadi, malahan kini ditambah rasa berdebar-debar di dadanya dan berkeringat dingin.
“Jangan anggap remeh jika Anda mengalami gejala kesehatan mental, segera lakukan konseling kepada ahli untuk mengatasinya. Semakin cepat semakin baik, karena kalau terlanjur akut akan lebih sulit dan lama untuk mengatasinya,” kata Arnita Kusumaningrum, Psikolog dari Bipi Consulting.
Sebenarnya apa sih yang dimaksud konseling pribadi? Suatu layanan konseling yang diselenggarakan oleh konselor (psikolog) terhadap klien yang bersifat individual.
Pertemuan secara tatap muka antara konselor dan klien.
Konselor membantu klien untuk menyelesaikan masalahnya, agar klien dapat mengaktualisasikan dirinya, dan selanjutnya klien dapat mengatasi masalahnya. Memang, pada dasarnya setiap manusia mempunyai perasaan rendah diri, yakni perasaan lemah dan tidak berdaya karena beinteraksi dengan orang-orang atau lingkungannya. Perasaan tersebut dapat bersumber kepada perbedaan-perbedaan kondisi fisik, psikologis, maupun sosial.
Tujuan konseling pribadi adalah untuk membantu klien menstrukturkan kembali masalahnya, menyadari gaya hidupnya, serta mengurangi penilaian negatif terhadap dirinya sendiri, dan perasaan inferioritasnya.
Selain itu juga membantu
dalam mengoreksi persepsi klien terhadap lingkungan, sehingga klien bisa mengarahkan tingkah laku serta mengembangkan kembali minat sosialnya, tidak jadi sosok yang anti-sosial.
Konseling pribadi memiliki beberapa fungsi, antara lain fungsi pemahaman agar klien punya pemahaman tentang dirinya (kepribadian, minat, bakat) dan lingkungannya (sekolah, kampus, dan tempat kerja), fungsi pencegahan agar klien terhindar dari berbagai permasalahan yang timbul, fungsi pengentasan yang membantu klien dalam upaya mengatasi masalah yang dihadapinya, fungsi pemeliharaan adalah membantu klien agar punya kemampuan memelihara dan mengembangkan potensi yang dimilikinya, sedangkan fungsi advokasi adalah kondisi pembelaan terhadap pribadi (individu) atas pengingkaran hak-hak yang dialami klien.
Editor : Qurrota A'yun