Sosok Agam Rinjani, yang Rela Bermalam di Pinggir Jurang Demi Evakuasi Jenazah Juliana

Suara Genz - Abdul Haris Agam atau yang dikenal Agam Rinjani, nama ini kerap disebut belakangan ini karena aksinya mengevakuasi pendaki asal Brasil, Juliana Marins yang jatuh di jurang Gunung Rinjani dan akhirnya meninggal dunia.

Bahkan, Agam Rinjani ini dipandang sebagai sosok pahlawan bagi netizen Brasil. Agam merupakan pria asal Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel).

Agam merupakan pemandu di Gunung Rinjani yang menarik perhatian setelah membagikan video saat dirinya mengevakuasi jenazah Juliana dari jurang dengan kedalaman 600 meter, dengan segala resikonya.

Melalui akun Instagram-nya, @agam_rinjani, ia sempat memposting story yang mengungkapkan bagaimana ia menginap di pinggir tebing saat proses evakuasi.


“Kami menginap di pinggir tebing yang curam 590 meter bersama Juliana 1 malam dengan memasang ancor supaya tidak ikut meluncur lagi 300 meter,” tulisnya, Kamis, 26 Juni 2025.


Kecintaannya terhadap Gunung Rinjani bermula saat ia mendaki ke Rinjani pada saat ia masih duduk di bangku kuliah semester 3. Agam Rinjani merupakan alumni Universitas Hasanuddin (Unhas), Jurusan Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP).

Agam dalam suatu podcast menceritakan awal mulanya ke gunung yang ada di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) ini.

“2011 naik di Rinjani, semester 3, habis itu pulang saya selesaikan kuliah di Unhas, Jurusan Antropologi. Saya kuliah di kampus kan, selesai tapi saya masih tinggal di kampus, saya bilang ngapain saya di kampus kan, masih tinggal di himpunan. Jadi saya keluar di kampus, saya ke Rinjani antar junior, akhirnya balik (ke Makassar) itu gak tahan. Tiga hari balik, saya kembali lagi (ke Rinjani), jadi saya kembali ke Lombok,” ucapnya dalam podcast, di YIM Official.

Dengan keterbatasan dana dan modal keberanian akhirnya Agam Rinjani memutuskan menetap di Rinjani sejak 2015 lalu. “Saya balik ke Lombok itu gak ada apa-apa, saya cuma bawa uang Rp10 ribu saja. Saya di Rinjani dari 2015,” ujarnya.

Ia mengungkapkan kecintaannya kepada Rinjani yang asli Makassar tapi menetap di Rinjani sejak 2015 lalu.

“Rinjani itu komplit, itu yang membedakan dengan gunung lain. Kalau di Jawa ada Merbabu safananya bagus, di Rinjani juga ada, ada Semeru dengan pasir vulkaniknya di Rinjani juga ada, pemandian air panas di Rinjani ada, mau jalur hutan seperti di Sulawesi di Rinjani jg ada. Jadi Rinjani ini dari sisi manapun keren. Tetap keren semuanya,” kata Agam.

‘Maaf Tak Bisa Bawa Pulang Juliana dengan Selamat’

Agam Rinjani tak kuasa menahan tangis saat menyampaikan permintaan maaf karena tak bisa menyelamatkan wisatawan asal Brasil itu dari jurang Gunung Rinjani. Juliana ditemukan meninggal dunia di jurang curam sedalam 600 meter.

Permintaan maaf Agam disampaikan lewat rekaman video kepada seorang perempuan yang diduga keluarga Juliana. Keduanya sempat berkomunikasi melalui siaran langsung di Instagram. Video itu kemudian viral di media sosial.

“Minta maaf karena tidak bisa membawa Juliana pulang dengan selamat, karena kondisi medan yang berat dan terlalu jauh ke bawah,” kata Agam dalam video yang diunggah akun X @aingrewhuy. 


Editor : Qurrota A'yun 



Previous Post Next Post