| (foto: istock) |
Pernah ngga sih?, kamu sudah pasang ring light, dandan rapi-rapi, tapi saat menghadap kamera smartphone malah mendadak otak jadi blank dan tidak percaya diri? Kata-kata yang tadinya lancar di pikiran, tiba-tiba macet total dan saat bicara pun jadi belibet. Alhasil, video kontenmu jadi ngebosenin, datar dan kaku persis kayak kanebo kering. Di era digital ini, dimana semua hal berpindah ke gadget lalu ketakutan saat bicara didepan kamera merupakan “penyakit” umum yang dapat menyerang siapa saja.
Apa sebenarnya yang sedang terjadi? Kita sedang berada di fase tranformasi public speaking, yang dimana bicara di depan umum bukan lagi soal berdiri di podium saja, melainkan tentang bagaimana cara kita berani dan menaklukkan lubang kecil yang mampu menembus ke penjuru dunia yaitu lensa kamera. Fenomena ini terjadi secara masif di seluruh platform, mulai dari kelas daring melalui zoom hingga panggung kreatif media sosial seperti Instagram, Tiktok dan lainnya.
Siapa saja yang terdampak disini? Yang terdampak adalah kita semua. Baik Gen Z yang sedang membangun personal branding maupun pada kalangan orang dewasa yang professional dan harus beradaptasi dengan sistem kerja didepan kamera. Mengapa ini penting? Karena pada tahun 2025 ini, kemampuan dalam berkomunikasi secara digital merupakan sebuah penentu apakah pesan kita akan didengar atau malah di skip dalam satu usapan jari. Kita juga tidak hanya berkompetisi dengan sesama manusia, tapi kita juga berkompetisi dengan algoritma yang begitu kejam terhadap konten-konten yang membosankan.
Kapankah kita harus memulainya? Sekarang juga. Menunda-nunda belajar public speaking digital sama hal nya dengan membuang peluang karirmu begitu saja. Lalu, bagaimana cara agar tidak kaku didepan kamera? Kuncinya adalah dengan menganggap lensa kamera sebagai teman baikmu, bukan benda mati yang seakan-akan menjadi musuhmu. Gunakanlah intonasi yang dinamis, jangan takut dalam melakukan gerakan tangan yang natural, dan yang paling penting adalah menjadi diri sendiri yang tidak diatur oleh media sosial.
Menaklukkan kamera memang tidak mudah dan butuh proses yang bertahap. Namun, ingatlah bahwa audiens saat ini terutama para Gen Z lebih menghargai kesalahan yang manusiawi daripada kesempurnaan yang kaku. Public speaking di era digital adalah tentang bagaimana cara kita dalam membangun koneksi, bukan sekedar transmisi informasi. Jadi, berhentilah memusuhi kamera. Ambil ponselmu, mulailah bicara, mulailah percaya pada diri sendiri dan biarkan dunia mendengar apa yang ingin kamu sampaikan.
- Ditulis oleh :Ahmad Ramadhani Sandi
- NBI :1152400151
- Prodi :Ilmu Komunikasi
- Fakultas :Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
- Dosen Pengampu :Drs. Widiyatmo Ekoputro, M.A.
Artikel ini ditulis untuk memenuhi tugas Dosen Pengampu mata kuliah Public Speaking
Drs. Widiyatmo Ekoputro, M.A.